Saya kemarin ini membaca buku. Di situ, saya membaca betapa susahnya seseorang untuk memulai menulis di buku baru. Karena di dalam buku baru yang kosong itu, kita melihat harapan akan pemikiran yang ingin kita paparkan. Semakin lama kita tunda untuk menulis di buku ini, semakin susah kita untuk memulai. Lebih karena ketakutan. Takut yang kita tulis tidak sesuai dengan harapan kita yang tinggi terhadap diri kita. Akhirnya lembaran buku kosong itu tidak tercoret selembar pun. Mimpi yang ingin kita tulis, hanya akan menjadi mimpi.
Semua karena ketakutan dari diri kita sendiri.
Lalu saya teringat blog ini. Kasusnya pun tidak berbeda. Saya punya mimpi dan harapan kenapa saya memulai ini. Namun terbengkalai karena ketakutan. Semakin saya mendalami ilmu di bidang kopi ini, semakin jelas banyak sekali yang saya tidak ketahui.
Namun apa yang telah saya pelajari, saya yakin bisa bermanfaat untuk yang lain. Dan itulah tujuan saya memulai blog ini. Harapan saya adalah blog ini justru membuat diskusi antara kita, pembaca dan penulis.
Jadi kalau kata buku yang saya baca tersebut, supaya buku baru itu terisi oleh pemikiran kita, coret’ halaman pertama nya. Penuh dengan coretan tak bermakna. Jadi apa pun yang kita tulis berikutnya akan punya makna yang lebih.
Ini lah halaman pertama saya setelah sekian lama.
terus nulis, mas. biar saya juga bisa belajar :D
Jangankan menulis artikel, menulis kolom komentar di sini juga perlu konstruksi berpikir yang runut … halah :D
Keep writing … dan kalau ke Jakarta coba agak lamaan dikit :)
Best,
Toni
Mas Arief masih di Aussie, gimana kabar “cuping match” nya, mas Arief jadi ikut kan,soale nggak ada lanjutan postingan mengenai hal tsb.
Salam,
Endang
Ayo Mas, ditunggu oleh-oleh ilmu kopinya yang sudah ditimba di negeri kangguru sana. saya siap belajar sama mas.
Ternyata takut tidak hanya untuk anak SD saja ya, Kak?
Orang dewasa pun ternyata takut juga.
artikel yang bagus.